(Kritik terhadap Zuhairi Misrawi)
بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØْÙ…َÙ†ِ الرَّØِيم
"Mengimani Agama Yahudi dan Kristen adalah bentuk pengimanan terhadap Nabi Musa dan Isa as. Sebuah tanda Tanya besar (?)"
Alhamdulillah, pada awal bulan Januari lalu saya
diberikan rizki berlebih oleh ALLAH SWT, yang kemudian saya gunakan untuk
membeli beberapa buku, salah satunya adalah buku “MADINAH” – Kota Suci, Piagam
Madinah, dan Teladan Muhammad SAW, karya Zuhairi Misrawi yang sebelumnya juga
menulis buku “MEKKAH” – Kota Suci, Kekuasaan, dan Teladan Ibrahim. Buku MADINAH
ini saya beli dengan pertimbangan sebagai referensi untuk penelitian Tugas Akhir
saya di prodi Arsitektur yang bersingungan dengan tema Masyarakat Ideal/ Masyarakat
Madani. Saya berharap banyak pada buku MADINAH ini untuk memperjelas bagaimana
kondisi Kota Madinah baik sebelum maupun sesudah kedatangan Rasulullah SAW
sehingga saya mendapatkan penjelasan tambahan mengenai Masyarakat Madani.
Namun, baru saja memasuki bab PENDAHULUAN, Zuhairi
menyuguhkan sebuah statetment yang
menimbulkan tanda Tanya besar, yaitu pada paragraph 2 di halaman 4.
“Diantara klausul dalam Rukun Iman ditegaskan perlunya beriman kepada para Nabi, yaitu Musa sebagai pembawa ajaran Yahudi dan Isa sebagai pembawa ajaran Kristen. Seorang Muslim tidak hanya diwajibkan untuk mengimani ajaran Muhammad SAW, tetapi juga mengimani ajaran yang dibawa oleh para Nabi sebelum Islam, khususnya Nabi Musa dan Nabi Isa”.
Seperti apa mengimani agama Yahudi dan Kristen ?
apakah Nabi Musa dan Isa as, adalah pembawa ajaran agama Yahudi dan Kristen ?
Nabi Musa dan Isa as, sebagaimana diyakini
kebanyakan kita melalui materi-materi Pendidikan Islam di sekolah dasar juga
menengah adalah pembawa Agama Yahudi dan Kristen. Benarkah begitu ? jika kita
telusuri, disana terdapat kesalahan konsep pada pandangan bahwa Agama Kristen
dibawakan oleh Nabi Isa as, sebagaimana agama Yahudi dibawakan oleh Nabi Musa
as.
Dirasa perlunya pendahuluan tentang definisi agama
Yahudi juga Kristen terlebih dahulu. Yahudi
yang dalam bahasa Inggris disebut Judaism
atau Jews. Judaism menurut Oxford
Dictionaries versi online adalah “The monotheistic religion of the Jews”, dan Jews adalah “A member of the people and cultural community whose traditional religion is Judaism and
whotrace their origins to the ancient Hebrew people
of Israel.” Berkitabkan Torah
atau Taurat, Dan Yahweh menurut Oxford
Dictionary of World Religions adalah “The
God of Judaism as the tetragrammaton YHWH, may have been pronounced. By orthodox
and many other Jews, God’s name is never artriculated least of all in the
Jewish liturgy” . Kristen yang
dalam bahasa Inggris disebut Christianity
yang dalam Oxford Dictionaries versi
online ditafsirkan sebagai “The religion
based on the person and teachings of Jesus Christ, or its beliefs and practices”
dengan The Holy Bible sebagai
kitabnya dan konsep ketuhanan trinitasnya yang juga menganggap bahwa Jesus
Kristus (yang mereka yakini Nabi Isa) adalah sebagai Son Of God (anak tuhan).
Benarkah Nabi Musa as adalah pembawa agama Yahudi ?.
Kita (Saya dan pak Zuhairi) berangkat dari latar belakang agama yang sama,
yaitu Islam, maka marilah kita menilik dari Al-Quran. Pernahkah Nabi Musa as di
dalam Al-Quran menyebutkan Tuhannya dengan nama YHWH/Yahweh ? Nabi Musa as
tidaklah ber-Tuhan YHWH melainkan ALLAH SWT, sebagaimana yg tertulis di banyak
ayat di dalam Al-Quran (QS 2:67, QS 5:20, QS 7:128, dsb).
(QS 2:67) Dan (ingatlah) seketika berkata Musa kepada kaumnya : Sesunggulnya AIlah memerintahkan kamu menyembelih seekor lembu betina. Mereka berkata : Apakah akan engkau ambil kami ini jadi permainan ? Dia berkata : Berlindung aku kepada Allah, daripada jadi seorang di antara orang-orang yang bodoh.
(QS 5:20) Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka, dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain".
(QS 7:128)Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa".
Kitab Taurat pun adalah Kitab ALLAH sebagaimana
tercantum dalam QS 2:101, QS 5:43, dsb. Mengenai kitab Taurat atau Torah yang saat ini ada sudah sulit
dipastikan keotentikannya, karena sudah mengalami “tahrif” (perubahan-perubahan) yang dilakukan oleh pemeluknya (QS
2:59, 75, 79) (Husaini,2012). Jelaslah bahwa Nabi Musa as adalah pembawa
risalah Tauhid yang dikemudian hari disempurnakan namanya menjadi Agama Islam,
dan Nabi Musa as BUKANLAH pembawa agama Yahudi yang bertuhankan YHWH. Nama
Yahudi (Judaisme) sendiri diberikan oleh para pengamat keagamaan atau oleh
manusia (lihat Pendidikan Islam, Adian Husaini 2012).
Lalu, Bagaimana dengan pandangan Nabi Isa as
adalah pembawa Agama Kristen yang juga dinobatkan sebagai Son Of God ? Tentang konsep ketuhanan pada agama Kristen, bagaimana
murkanya ALLAH SWT yang digambarkan sama dengan makhluknya dengan dikabarkan
mempunyai anak, dalam KitabNYA QS 5:73, QS 19:90-91, QS 112:3-4.
(QS 5:73) Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
(QS 19:90-91) hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.
(QS 112:3-4) Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Dan bahwa Nabi
Isa BUKANlah anak tuhan apalagi Tuhan melainkan Utusan ALLAH SWT seperti yang
tertulis pada QS 19:30-32. Dan pendapat bahwa The Holy Bible adalah Injil sebagaimana Kitab ALLAH yang diturunkan
kepada Nabi Isa as adalah kekeliruan, sudah diketahui bersama bahwa Bible
adalah teks manusiawi dan sudah diragukan keasliannya sebagai representasi
kitab Injil karena telah banyak diubah oleh tangan-tangan manusia yang zalim (QS
2:59, 75, 79), berbeda dengan Al-Quran yang dijaga keotentikannya oleh ALLAH
SWT, ‘lafzhan wa ma’na minallah’. Dengan begitu, jelas pula bahwa Nabi Isa as BUKANlah
pembawa ajaran Kristen melainkan pembawa ajaran Tauhid yang pengikutnya disebut
‘muslimun’ (QS 3:52), bukan umat kristiani.
(QS 19:30-32) Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
(QS 3:52) Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kami lah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (muslimun).
Jelas sudah bahwa Nabi Musa as dan Nabi Isa as
bukanlah pembawa ajaran agama Yahudi dan Kristen melainkan TAUHID yang
dikemudian hari setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW disempurnakan namanya
menjadi Agama Islam. Bahwa apa yang diajarkan Nabi Musa dan Nabi Isa adalah apa
yang diajarkan dan juga disempurnakan melalui Nabi Muhammad SAW, bukanlah
ajaran yang berbeda. Dan mari kita mengingat lagi penjelasan yang diberikan
oleh Rasulullah SAW dalam hadist yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi bahwa makna
“al-maghdhub” dalam surat Al-Fatihah adalah al-Yahuud dan “al-dhaalin” adalah
an-Nashara (Husaini, 2012). Maka tidak mungkin Rasul ALLAH membawakan ajaran
yang dimurkai oleh ALLAH lagi sesat. (Imam ahli tafsir dan ahli hadits, Ibnu Abi Hatim,
berkata: “Saya tidak mendapatkan perselisihan diantara ahli tafsir bahwasanya
al-maghdhub ‘alaihim (di dalam ayat itu) adalah Yahudi dan adh-dhallun adalah
Nashara, dan yang mempersaksikan perkataan para imam tersebut adalah hadits
‘Adi bin Hatim.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/40)).
Ihwal klausul Rukun Iman pada poin “Iman Kepada
Para Rasul ALLAH” seharusnya diartikan dengan kita harus mengimani bahwa ALLAH benar-benar mengutus Rasulnya yang berjumlah 25 orang itu yang mengajarkan
TAUHID, dan sebagaimana menurut Sidi Gazalba dalam bukunya Asas Ajaran Islam
(1970) Nabi dan Rasul diutus untuk ruang dan waktu tertentu, maka ajarannya
sesuai untuk ruang dan waktu itu. Setelah ribuan Nabi dan puluhan Rasul diutus
Allah untuk ruang dan waktu tertentu, sebagai persiapan perubahan dan perbaikan
umat manusia, akhirnya Tuhan mengutus Nabi/ Rasul terakhir yang ajarannya
adalah untuk perubahan dan perbaikan bukan saja untuk bangsa tertentu, tapi
untuk tiap kurun, selama masa umat manusia, selama kemanusiaan ujud di alam ini,
yaitu Nabi Muhammad SAW. (Gazalba, 1970)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Untuk mengawali tiap kali saya membaca buku
MADINAH karya pak Zuhairi Misrawi yang saya yakini penuh ilmu ini, tak lupa
saya membaca basmalah. Berharap kepada ALLAH SWT Yang Maha Mengasihi lagi
Menjaga agar menjaga saya dari ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat juga merusak
aqidah, dan memohon kepada Yang Maha Mengampuni bila-bila terbentuk dalam cara
pandang saya sesuatu pemikiran yang merusak, dan selalu berdoa kepada ALLAH SWT
agar tetap ditunjukkan jalan yang lurus serta diberi ilmu yang bermanfaat.
Jika nantinya Bapak Zuhairi akan mempertanyakan atau
mempermasalahkan teks-teks Al-Quran (sebagaimana pola berfikiri kelompok
liberal biasanya, yang tak mempan dengan suguhan dalil-dalil), telah banyak
kritik mengenai cara pandang liberal terhadap Al-Quran, seperti yang sering
ditulis oleh Dr.Adian Husaini bersama koleganya di INSISTS, juga sebagaimana
yang dilakukan MIUMI seperti Fahmi Salim, M.A. dalam bukunya “Kritik Terhadap
Studi Al-Quran kaum Liberal” (2010).
Yahya Aditama. Surakarta, 3 Rabbi'ul Tsani 1437 Hijriah (13 Januari 2016 Masehi)